Pembudidaya ikan Keluhkan Serapan pasar lokal lemah, DKP gelar temu usaha bentuk kepedulian pemerintah daerah.



Dinas Kelautan dan Perikanan menggelar Temu Usaha Agribisnis Ikan Air Tawar tingkat Kabupaten Sumbawa Barat, pada Senin (29/2) di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa Barat,
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa Barat Ir. H. Mansyur Sofyan,  MM kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi kerjasama atau kemitraan antara pelaku utama, yaitu para pembudidaya ikan air tawar dan pelaku usaha, yaitu para pedagang ikan air tawar,  baik pedagang perantara (pengepul) maupun pedagang pengecer (pelele) serta kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan (poklahsar) yang ada di Sumbawa Barat.

Kegiatan yg di inisiasi oleh penyuluh perikanan ini berlatar dari keluhan para pembudidaya ikan air tawar,  khususnya ikan lele yg mengalami kesulitan pemasaran ikan hasil panennya.  Para pembudidaya mengeluh karna telah mengeluarkan modal utk membeli benih dan pakan ikan,  namun ketika ikan telah mencapai umur panen serapan pasar sangat rendah. Sehingga pembudidaya harus mengeluarkan biaya ekstra untuk tetap memberi makan ikan dan perputaran modal pun menjadi lambat. Rendahnya serapan pasar terhadap produksi ikan air tawar lokal di duga karena masuknya ikan air tawar yg berasal dari pulau lombok yg harganya lebih murah.

Salah seorang pembudidaya yang bernama H. Abdul Gani dari desa mujahidin Kecamatan brang ene mengungkapkan pengalamannya kesulitan memasarkan ikan lele hasil panennya hingga keliling ke desa tetangga,  namun jarang ada yang mau membeli.



Dalam sambutannya ketika membuka acara tersebut,  Kadis lutkan KSB menyampaikan apresiasi kepada pembudidaya ikan yang telah mendukung program Dislutkan KSB dan berkonstribusi bagi peningkatan produksi ikan air tawar di KSB.  Sebagaimana sifat produk agribisnis pada umumnya, dalam periode satu tahun pasti ada terjadi fluktuasi jumlah permintaan dan penawaran yg berimbas pada harga. Oleh krna itu, para pembudidaya ikan diharapkan dapat membaca itu sebagai peluang untuk merencanakan kapasitas dan kontinyuitas produksinya.

Muslimin pembudidaya dari brang ene mengatakan Bahwa tingginya harga jual ikan air tawar produksi lokal KSB akibat tingginya biaya produksi,  yaitu harga benih khususnya benih lele yang masih di ditangkan lagi-lagi dari pulau lombok, pakan pelet yang rantai pemasaran sangat panjang dari pulau jawa.  Ia mengusulkan untuk menekan biaya produksi,  sebaliknya benih dan pakan ini dapat di produksi secara mandiri di KSB,  baik oleh balai benih ikan (BBI) maupun pembudidaya yang telah memiliki kemampuan dalam hal ini.
Mengakhiri perkataannya,  muslimin memberikaan gambaran analisa usaha budidaya ikan lele sesuai pengalamannya,  bahwa bila kelangsungan hidup benih tinggi, konsumsi pakannya efesien,  maka usaha budidaya lele akan memberikan keuntungan yang menggiurkan. Namun, dengan catatan pemasarannya lancar.

Menanggapi pertanyaan dan masukan dari para peserta,  agusman, S. Pt Kabid sumberdaya dan Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan,  menjelaskan bahwa harga pasar terbentuk sendiri akibat adanya pengaruh permintaan dan penawaran.  Pemerintah tidak dapat menentukan harga jual dipasaran. Temu usaha ini adalah bentuk kepedulian pemerintah daerah untuk menjembatani komunikasi antara pembudidaya ikan dan pedagang ikan agar terjadi kesepakatan-kesepakatan.

Acara yang di hadiri oleh 45 peserta tersebut berakhir hingga sore hari.  Di akhir acara,  meskipun belum tercapai kesepakan harga dan model pemasaran antara pembudidaya dan pedagang ikan,  namun peluang pemasaran masih Terbuka lebar, jika suatu saat harga jual ikan produksi lokal bisa sama dengan harga ikan dari pulau lombok. Ini adalah pekerjaan rumah bagi para pembudidaya,  penyuluh, pendamping  Dislutkan untuk menekan biaya produksi, menjaga kontinyuitas suplie dan meningkatkan kualitas produk, agar produk mampu bersaing di pasaran.  Sebagai rencana tindak lanjut,  para pembudidaya bersepakat membentuk asosiasi budidaya ikan air tawar untuk mewadahi aspirasi,  ajang tukar informasi dan pengalaman, mempermudah koordinasi serta meningkatkan "bergaining position" agar lebih kuat dalam menghadapi tantangan kedepan (kominfo FR)

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat dan bahaya dalam konsumsi kepiting.

Potensi besar kerajinan kain tenun Kertasari Sumbawa Barat.

Terapkan Aplikasi e-Anjab dan ABK. Pemda Adakan Pelatihan di Bandung