Sukses menyabet penghargaan Open Defecation Free (ODF) KSB mampu menurunkan angka tingkat kesakitan Masyarakat.

Sukses menyabet penghargaan Open Defecation Free (ODF) KSB mampu menurunkan angka tingkat kesakitan Masyarakat.

                                         Foto :  Kepala Dinas Kesehatan.
                                                      H. Tuwuh. S. AP
Foto:
Sekretaris Dinas PUPRPP KSB
Novrizal jein Syah

Taliwang Sumbawa Barat -Kominfo

Perang terhadap buang air besar sembarangan (BABS) terus diupayakan oleh Dinas Kesehatan Sumbawa Barat dibantu oleh beberapa Dinas seperti Dinas PU dan beberapa Dinas lainnya yang terkait dalam Program ini melalui program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) tuntas buang air besar sembarangan (tubabas).

Keberhasilan Kabupaten ini dalam meraih penghargaan bukan tanpa perjuangan dan kerja keras, Berbagai spanduk atau pamflet yang mendorong dan memotivasi masyarakat untuk merubah prilakunya bisa kita temukan dibeberapa sudut kota Kabupaten yang telah mendapat penghargaan Open Defication Free (ODF) atau tuntas buang air besar sembarangan ini,

Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPG) yang di mulai dari tahun 2016 ini menuai sukses, salah satu bukti kesuksesan KSB dalam mengatasi BABS ini yaitu terlihat dari beberapa angka kesakitan masyarakat yang menurun drastis.
Sukses mengatasi masalah buang air besar sembarangan (BABS) ini juga di tandai dengan diterimanya penghargaan yang di berikan oleh Pemerintah Pusat kepada Bupati Sumbawa Barat Ir. H. W Musyafirin MM beberapa waktu lalu.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (DIKES) H. Tuwuh, S. Ap yang kami temui di ruang kerjanya Kamis, (11 Januari 2018) menjelaskan bahwa Pada Tahun 2016 KSB memiliki angka kesakitan masyarakat seperti penyakit diare dari 2938 kasus ditahun 2017 menjadi 2012 kasus,  penurunan ini mencapai angka 836 kasus atau 21%, disamping diare ada juga kasus yang berbasis lingkungan yaitu kasus Tipoid yang mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari 834 kasus di tahun 2016 turun menjadi 403 kasus ditahun 2017 atau mengalami penurunan hampir mencapai 50%.

Dikes juga telah melakukan pendataan agar jamban yang belum memenuhi standar kesehatan bisa segera di tingkatkan kualitasnya, serta memotivasi masyarakat agar sadar untuk memanfaatkan dan memelihara jamban dengan baik sehingga penyakit-penyakit yang bisa timbul dari jamban ini bisa ditekan dan tingkat kesehatan lingkungan masyarakat bisa lebih baik.

Kadis Dinas Kesehatan juga mengucapakan terimakasi kepada Agen PDPGR serta seluruh lapisan masyarakat yang terlibat langsung dalam mensukseskan Program Pemerintah Daerah ini sehingga KSB mendapat predikat satu-satunya Kabupaten di NTB sebagai Kabupaten Tuntas Buang Air Besar Sembarangan (TUBABAS).

Sementara itu peran Dinas PU pun sangat besar dalam mensukseskan Program Bebas Buang Air Besar Sembarangan (tubabas) ini,  Sekretaris Dinas PU Penataan Ruang Perumahan NOVRIZAL ZAIN SYAH saat kami temui di ruang kerjanya juga menjelaskan bahwa pembangunan jamban oleh Dinas PUPRPP di tahun 2016 hingga 2017 mencapai 6000 unit dikerjakan dengan gotong royong,
Di tahun 2017 Dinas PUPRPP melakukan peningkatan kualitas jamban, dari jamban yang biasa menjadi jamban yang memenuhi standar kesehatan yaitu dengan cara memasangkan Septitank pada jamban yang belum memenuhi standar tersebut.

"Hingga tahun 2018 sudah terpasang sebanyak 5000 unit septitank pada jamban yang belum mempunyai septitank" jelasnya.

Target Dinas PUPRPP untuk tahun 2018 ini adalah membangun jamban yang berkualitas dan memenuhi standar kesehatan sekitar 7000 unit jamban, Sekretaris PUPRPP juga mengucapkan terimakasih kepada semua lapisan masyarakat yang membantu Pemerintah dalam melaksanakan Program ini.

Program yang telah sukses dan mendapat perhatian dariPemerintah Provinsi dan Pemerintah pusat ini juga di akui oleh Lurah Sampir RIZKI SYAHPUTRA, SIP.
Bahwa Program ini sangat membantu pemerintah desa dalam membangun desa menjadi desa yang sehat,
Di kelurahan Sampir sendiri realisasi pembangunan jamban sudah hampir mencapai 100% dari 99 unit yang telah dipasangkan jamban, yang sudah memenuhi standar kesehatan adalah 80% dan sisa 20% yang belum memasang septitank.

" kami kesulitan dalam memasang septitank pada beberapa warga yang daerah rumahnya rendah,  ini juga di karenakan curah hujan yang tinggi sehingga air menjadi tergenang, hambatan ini juga datang dari beberaapa warga yang tidak cukup memiliki pekarangan untuk pemasangan septitank" jelasnya

Pihak kelurahan juga akan terus turun dan memantau perkembangan pada Program jamabanisasi ini sehingga keluhan warga bisa segera di tampung dan di atasi.

Lurah Sampir juga telah membentuk Grup RT atau gotong royong berbasis RT, sehingga semua lapisan masyarakat ikut dan terlibat dalam program ini,  cara ini adalah trik untuk menunjang sehingga Program Pemerintah ini bisa lebih efektif.

Ketua Agen PDPGR  peliuk Kota baru Kelurahan sampir ABDUL MUIS alias WONG yang kami temui pada saat reporter Kominfo turun ke lapangan menjelaskan bahwa warga Peliuk Kota baru ini sangat menerima dengan baik Program Pemerintah yang telah di laksanakan ini, salah satu warga Rt/Rw 11/04 kota baru (Sukri) memaparkan bahwa warga sangat puas dengan adanya program ini sehingga warga yang tidak mampu sangat merasa dibantu.

WONG juga mengatakan bahwa perbedaan sebelum dan sesudah pemasangan jamban dan septitank ini sangat dirasakan oleh warga seperti aroma yang tidak sedap sudah tidak lagi ada dan kebersihan lingkungan bisa terjaga.  WONG juga berharap pada Pemerintah agar Program seperti ini bisa di pertahankan dan lebih di tingkatkan sehingga Sumbawa Barat menjadi Kabupaten yang benar-benar maju. FR

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat dan bahaya dalam konsumsi kepiting.

Potensi besar kerajinan kain tenun Kertasari Sumbawa Barat.

Terapkan Aplikasi e-Anjab dan ABK. Pemda Adakan Pelatihan di Bandung