Potensi besar kerajinan kain tenun Kertasari Sumbawa Barat.

Foto: Pembina Dewan pengerajin Nasional KSB (Istri Sekda KSB)  Hj. Mulaini Azis, SP,
   Wakil Ketua Dewan Pengerajin Nasional KSB (istri Wakil Bupati KSB) Neni Apriani Fud Syaifuddin
Kepala Bidang Perindustrian KSB Ir. Hj. Siti Nuraini
Sedang berbincang dengan salah satu pengerajin Kain Tenun

Indonesia kaya akan budaya warisan leluhur.  Kekayaan ini di turunkan dan di amalkan dari jaman ke jaman.
Nusa Tenggara Barat tak hanya sajikan pemandangan elok namun juga menawarkan kekayaan alam dan budaya yang unik.

Sumbawa Barat, salah satu Kabupaten yang ada di Pulau sumbawa. Sumbawa barat punya banyak warisan leluhur dan budaya, salah satunya adalah kain tenun kertasari.  Kain tenun kertasari ini sudah ada sejak jaman dahulu.
Selain alamnya yang indah, desa kertasari maju pada sektor pariwisata yang telah di kenal hingga manca negara, dimana kertasari memiliki pantai elok berpasir putih, namun ada satu keunikan yang tak bisa di lupakan begitu saja yakni kerajinan kain tenun Kertasari Sumbawa Barat.

Kerajinan dan seni budaya masyarakat desa kertasari yaitu kain tenun, dalam setiap lembaran kain tenun ini memiliki corak dan motif yang menjadi ciri khas, keindahan dan arti tersendiri.

Salah satu tempat yang ada di KSB yang menjadi pusat kain tenun adalah Desa Kertasari, berada di sebelah barat pusat kota taliwang yang berjarak sekitar 20km, dengan akses jalan aspal yang bagus.
Desa yang di huni oleh 1.858 jiwa dan  mempunyai luas  3.667.00 Ha ini memiliki keistimewaan di sektor pariwisata.

Sehelai kain tenun Sumbawa Barat adalah cerita yang tidak akan pernah habis untuk di gali, yaitu hasil dari proses panjang yang melibatkan ketrampilan dan ketekunan pembuatnya.
Sebagai warisan dan tradisi budaya,kain tenun juga sebagai simbol sosial dan religius dalam upacara adat atau upacara-upacara penting.

Masyarakat kertasari kini ingin meningkatkan industri kain tenun yang telah ada sejak jaman dahulu ini.
Namun permodalan, ppromosi dan pemasaran menjadi hambatan dan kendala yang masih dirasakan oleh pengrajin tenun tersebut.

Masyarakat kertasari khususnya pengrajin kain tenun sangat berharap ada solusi dari semua hambatan yang mereka rasakan, karena melihat industri kain tenun ini adalah budaya yang berharga dan takan pernah hilang serta industri yang bisa mengangkat nama suatu Daerah menjadi daya tarik tersendiri.

Ada 7 kelompok pengrajin kain tenun di desa kertasari, perkelompok masing-masing sebanyak 7 anggota.
Cara pembuatan kain tenun ini masih tradisional, di buat dan di tenun secara manual, bahan baku yang belum tersedia di Sumbawa Barat memaksa pengrajin mendataangkan dari luar daerah, kemudian pewarnanya juga di datangkan dari luar daerah seperti Surabaya dan makassar.
Koleksi kain tenun Sumbawa Barat biasanya memiliki motif yang beragam seperti bermotif kotak, motif bunga setangkai, motif benang sutra, motif cantik dan motif perahu, warna yang dihasilkan juga bervariasi.
Proses pembuatan kain tenun yang berukuran 120 x 95 cm dan 120 x 100 cm ini bervariasi tergantung tingkat kesulitan motif nya.  paling lama bisa memhabiskan waktu selama 20hari, serta proses pewarnanya yang cukup rumit,  karena itu harga selembar kain tenun dijual dengan harga yang bervariasi juga yakni dari harga yang paling murah Rp. 250.000 sampai yang paling mahal Rp. 700.000 perkain.
Penggarapan kain tenun yang cukup detail dan rumit ini menunjukkan kain tenun kertasari Sumbawa Barat bukanlah kain tenun biasa namun memiliki kualitas.

Karena potensi besar inilah Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Koperindag ingin menjadikan kerajinan ini lebih maju dan bisa mengangkat nama Daerah di mata Nasional dan manca negara,  dengan cara mensuport dan membantu mempromosikan dan memasarkannya hingga ke luar daerah sebagai warisan Budaya di KSB.

Seiring perkembangan jaman kain tenun tidak hanya di buat sarung saja, namun kain tenun ini bisa juga di gunakan untuk membuat berbagai model pakaian, topi dan selendang yang berbahan kain tenun.  FR

https://youtu.be/hrRG7_FlVj4